I. Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia Dalam Bidang Pendidikan
s1. GLOBALISASI
DAN PENGARUHNYA DALAM PENDIDIKAN
Globalisasi
didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga
dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Namun, pada kenyataannya
globalisasi merupakan penyatuan semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan
budaya didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat dunia.
Globalisasi sering
diterjemahkan “mendunia”. Suatu entitas, betapapun, dimanapun, kapanpun, dengan
cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data,
informasi, produksi, pembangunan, pemberontakan, dan sebagainya, begitu
disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di dunia.
2.1. Globalisasi
Arus
globalisasi yang sudah terjadi sejak abad ke 20, memaksa setiap negara
khususnya Indonesia untuk menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap
berbagai aspek kehidupan bangsa. Menurut Princenton N. Lyman, Globalisasi
adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan
antara negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.. Berdasarkan
sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elekrronik dan
disintegrasi negara-negara komunis. Kata “globalisasi” dari kata global yang
berarti universal atau ruang lingkupnya mendunia. Globalisasi pada
dasarnya merupakan proses yang ditimbulkan dari suatu kegiatan yang dampaknya
berkelanjutan melampaui batas kebangsaan dan kenegaraan.
Hamijoyo
dalam Mimbar (1990) menjelaskan cirri-ciri globalisasi, antara lain :
1. Globalisasi perlu didukung
oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi
yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh.
2. Globalisasi telah melampaui
batas tradisional geopolitik. Batas tersebut harus tunduk pada kekuatan
teknologi, ekonomi, social politik dan sekaligus mempertemukan tatanan yang
sebelumnya sulit dipertemukan.
3. Adanya ketergantungan antar
negara.
4. Pendidikan merupakan bagian
dari globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam
struktur, isi dan metode pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi (melalui
literature, kontak antar pakar dan mahasiswa).
Kebudayaan
sendiri dapat diartikan hasil dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat
yang menyangkut pandangan terhadap berbagai hal. Globalisasi dalam bidang
kebudayaan berkembang secara pesat, hal ini ditandai dengan adanya kemampuan
akses infomasi secara cepat. Hal ini justru akan menjadi masalah penting dalam
globalisasi, pada kenyataannya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini
dikuasai atau didominasi oleh negara-negara maju, bukan negara berkembang. Ini
akan memicu kekhawatiran tersendiri bagi negara berkembang, yaitu kekhawatiran
tertinggal dari negara maju baik dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mengubah dunia secara mendasar.
Pendidikan
sebagai bagian dari kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh globalisasi.
Pengaruh perkembangan teknologi turut mengiringi perkembangan pendidikan itu
sendiri. Saat ini pemanfaatan teknologi tidak hanya terbatas untuk industri
atau kepentingan bisnis saja, namun juga pendidikan. Misalnya adalah peran
internet yang dapat digunakan sebagai bahan pengumpul informasi belajar bagi
siswa. Sehingga sumber belajar tidak hanya diperoleh dari buku atau guru, namun
sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai belahan dunia. Selain itu
penggunaan multimedia portable seperti laptop semakin sering dijumpai dalam
praktik penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa IPTEK dapat menunjang terselenggaranya pendidikan terutamanya
di Indonesia agar lebih berkualitas dan berkembang. Dari sinilah menunjukkan
bahwa pendidikan merupakan agenda kebangsaan yang sangat penting dan tidak
dapat ditunda-tunda lagi untuk dikembangkan seoptimal mungkin. Tentunya agar
hal tersebut dapat dicapai dibutuhkan kerja sama dari semua elemen pendidikan
yang diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya, agar pada
pelaksanaannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2.2 Dampak Globalisasi
Kemajuan
globalisasi terutama ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentunya sangat berdampak bagi keberadaan aspek kehidupan khususnya
dalam bidang pendidikan, baik itu berupa dampak positif atau negatif. Hal ini
terlihat dengan adanya sekolah-sekolah yang membuka kelas bilingual, dengan
diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai
mata pelajaran wajib. Selain itu sekolah-sekolah menengah hingga perguruan
tinggi sudah banyak yang membuka kelas Internasional. Untuk Indonesia hal ini
tidak lain dimaksudkan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di dunia
internasional dan menjawab berbagai tantangan globalisasi. Dengan dimilikinya
tenaga-tenaga kerja yang berkualitas, tentunya akan membawa dampak positif
tersendiri bagi Indonesia. Indonesia mampu memperbaiki kualitas ekonomi,
sehingga mampu masuk jajaran raksasa ekonomi dunia. Namun hal ini tentu sangat
membutuhkan perpaduan antara kemampuan otak yang mumpuni dan keterampilan dasar
yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah dengan globalisasi pendidikan yang
dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya dengan sumber daya
manusianya.
Beberapa
dampak positif globalisasi :
a. Semakin mudahnya akses informasi.
Tak
dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia,
khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan
tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat mengakses informasi dalam
waktu yang sangat singkat. Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri,
melainkan dari seluruh dunia dapat diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu
ini sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh sumber belajar lain,
disamping dari buku dan penjelasan guru.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan
manusia yang profesional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
Dalam
hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan dilakukan dilaksanakan
secara berkualitas dan mengikuti perkembangan arus globalisasi maka akan
menghasilkan lulusan yang siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk
dihasilkannya tenaga pendidik yang pofesional dan berstandar internasional. Hal
ini tentunya akan membawa perkembangan positif bagi peserta didik yang
diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas.
c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan
Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Globalisasi
pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala perubahan-perubahan
aspek pendidikan terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila
perkembangan globalisasi dapat diikuti dan disesuaikan dengan tepat, maka akan
membuat kualitas pendidikan Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih
bagus dari negara-negara lain. Sehingga pendidikan di Indonesia dapat
disejajarkan atau mampu bersaing dengan negara-negara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas dan mampu bersaing.
Seperti
yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan secara
berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan globalisasi, maka akan
menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing di dunia
Internasional.
e. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan
yang meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Demi
terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas, tidak
mungkin mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang sudah ada. Semua
harus menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan
memanfaatkan teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet
atau sejenisnya. Selain itu diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang
sudah ada sehingga dapat dilakukan pembenahan pada rancangan kurikulum
selanjutnya. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet,
telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah
menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia.
Selain itu akibat kemajuan teknologi, pola pengajaran pada dunia pendidikan pun
juga turut berubah. Apabila dulu, guru hanya menulis dengan sebatang kapur
untuk menulis, menggambar sederhana serta menggunakan media-media elajar
sederhana, kini dengan komputer, tulisan, gambar, suara, film dan lain-lain
dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi materi belajar.
Selain
dampak negatif, globalisasi juga memiliki dampak negatif tehadap pendidikan di
Indonsia, berikut diantaranya :
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh
pemilik modal.
Artinya,
sekolah-sekolah dapat dijadikan objek komersil seiring dengan berkembangan
neoliberalisme yang melanda dunia. Globalisasi bisa memaksa lliberalisasi
menjadi sektor yang dulunya non-komersil menjadi komoditas dalam pasar yang
baru. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sekolah-sekolah yang masih
memungut anggaran dari orang tua murid dengan label uang komite atau uang
sumbangan pembangunan. Maka rakyat dari kelas-kelas menengah keatas dan mampu
membayar lah yang dapat menikmati bangku pendidikan, meskipun pemerintah sudah
menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun persebarannya belum
merata. Belum lagi BOS yang tidak sampai ke tempat karena dikorupsi. Selain itu
tak sedikit kampus-kampus yang menawarkan pembelian Gelar dengan murah tanpa
harus kuliah.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada
teknologi, yang berdampak munculnya “tardisi serba instan”.
Dengan
memanfaatkan internet sebagai media pencari informasi, bisa didapat banyak
keuntungan diantaranya adalah mendapatkan informasi yang lengkap dan dalam
waktu singkat. Namun hal ini justru memicu dampak negatif tersendiri bagi
penggunanya terutama bagi pelajar. Terlalu bergantung pada internet cenderung
membuat mereka menjadi semakin malas karena tinggal akses internet mereka
mendapat informasi yang mereka mau, tanpa perlu bersusah payah observasi secara
langsung.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu
golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
Peningkatan
kualitas pendidikan seharusnya harus dilaksanakan selaras dengan kondisi
masyarakat Indonesia saat ini. Masih banyak dijumpai masyarakat Indonesia yang
berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga untuk menikmati pendidikan dengan
kualitas yang baik memerlukan dana yan cukup besar. Sebagai contoh untuk dapat
menikmati program kelas internasional di perguruan terkemuka di tanah air
diperlukan dana lebih dari 50 juta, jauh lebih mahal jika dibandingkan denngan
kelas biasa atau reguler. Dengan demikian hal tersebut hanya dapat dinikmati
golongan kelas atas yang mapan. Dan golongan yang terpinggirkan akan semakin
terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang dan
dapat menyeret mereka ke dalam kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan
anak-anaknya ke sekolah-sekolah mewah sementara saat masyarakat dari golongan
ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk menyekolahkan anak mereka ke
sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang dapat
mengakibatkan konflok sosial.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat
masuknya budaya dari luar.
Globalisasi
dapat menyebabkan masuknya budaya atau percampuran budaya asing (akulturasi
kebudayaan) dengan budaya asli Indonesia. Jika bangsa Indonesia tidak siap menerima
perubahan globalisasi, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan cenderung
mengarah ke memudarnya nilai-nilai kelestarian budaya. Salah satunya
pemanfaatan dari internet yang membawa dampak negatif, salah satunya adalah
situs pornografi yang dapat diakses oleh semua orang termasuk para siswa. Hal
itulah merupakan awal dari pergeseran budaya yang tidak sesuai dengan budaya
Indonesia yang condong ke adat ke-timuran yang menjunjung nilai-nilai moral dan
kesopanan.
2.3 Kondisi Pendidikan di Indonesia Saat Ini
Seperti
dilansir oleh Kompas.com tanggal 28 Oktober 2009
menyebutkan bahwa tiga hasil studi internasional menyatakan, kemampuan siswa
Indonesia untuk semua bidang yang diukur secara signifikan, Indonesia berada
dibawah rata-rata skor internasional yang sebesar 500. Jika dibandingkan dengan
siswa Internasional, Indonesia hanya mampu menjawab soal dengan kategori rendah
dan sangat sedikit, atau bahkan tidak ada yang mampu menjawab soal dengan
kategori pemikiran tingkat tinggi.
Untuk
Indonesia, pendidikan tak terjangkau oleh rakyat kecil, karena mahalnya biaya
pendidikan itu sendiri. Lembaga pendidikan di Indonesia seolah telah dijadikan
ladang bisnis dan dikomersialkan. Kebijakan ini memang sangat disayangkan,
karena dapat mengubur impian masyarakat kelas sosial kebawah untuk menikmati
pendidikan setinggi-tingginya. Salah satu implikasinya adalah, kualitas
mahasiswa pun jadi dipertanyakan. Bukan tidak mungkin uang yang berbicara,
siapa yang lebih banyak ia yang akan menang. Bisa jadi mereka memiliki kemampuan
intelektual yang pas-pasan. Sementara mereka yang memiliki kemampuan lebih
tidak bisa mengenyam perguruan tinggi karena terkendala oleh faktor finansial
yang tidak mencukupi.
Meskipun
saat ini banyak bantuan-bantuan dari pemerintah dalam hal pendidikan seperti
BOS, dan lainnya, namun banyak penyelewengan-penyelewengan anggaran pendidikan
yang dilakukan oleh aparat dinas pendidikan baik di daerah maupun sekolah.
Penyelewengan dana pendidikan itu terutama dalam alokasi untuk rehabilitasi dan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Akibatnya adalah dana BOS yang dapat
dinikmati oleh siswa jumlahnya berkurang atau bahkan tidak sampai ke tangan
mereka. Seperti yang telah dipaparkan oleh Febri
Hendri, Peneliti Senior Indonesia Corruption Watch (ICW) saat menyoal Evaluasi
Kinerja Departemen Pendidikan Nasional Periode 2004 – 2009 di Jakarta, Rabu
(9/9). Menurut Febri, selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142
kasus korupsi di sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp 243,3 miliar. (Kompas.com tanggal
9 September 2009).
Akibat
dari mahalnya pendidikan yang hanya bisa dinikmati oleh kelas sosial atas
adalah ketidak merataan pendidikan di Indonesia, dimana mereka yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi dan seharusnya dibina di sekolah, justru tidak
dapat bersekolah dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Bagi Indonesia sendiri
adalah menurunnya kualitas SDM dan pendidikan bangsa, sehingga bangsa Indonesia
akan mengalami kemunduran. Diketahui bahwa pendidikan adalah pilar utama
terselenggaranya negara yang maju dan berkualitas. Jjika dalam dunia pendidikan
saja banyak masalah-masalah seperti sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak
karena faktor lemahnya finansial, maka akas sulit bagi Indonesia untuk
dapat bersanding dengan negara-negara lain.
2.4 Upaya menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang
Pendidikan.
Dalam
kompetisi menghadapi era globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan
yang sangat penting. Jika mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus
globalisasi, sebaliknya jika mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah
diketahui bersama bahwa globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa
perubahan yang lebih baik, dan dampak negatif yang dapat menjadi boomerang
khususnya bai dunia pendidikan di Indonesia.
Di
dalam pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari
komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru),
peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi
globalisasi di dunia pendidikan.
2.5
Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada
umumnya bertumpu pada 4 kekuatan global, yaitu:
a.
Kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi dan
inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
b.
Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan
iptek.
c.
Kerjasama regional dan internasional yang telah
menyatukan kehidupan bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
d.
Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi
manusia serta kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan
itu semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan iptek yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah
menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program
kelas internasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan
tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Inilah yang dimaksud dengan
globalisasi pendidikan.
2.6 Dampak positif globalisasi pendidikan:
a.
Semakin mudahnya akses informasi.
b.
Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan
manusia yang professional dan berstandar Internasional dalam bidang pendidikan.
c.
Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia
bisa bersaing dengan negara-negara lain.
d.
Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas dan mampu bersaing.
e.
Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan karena perkembangan ilmu
pengetahuan dalam pendidikan akan sangat pesat.
2.7 Dampak
negative globalisasi pendidikan:
a.
Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para
pemilik modal.
b.
Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada
teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c.
Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan
didalam dunia pendidikan.
d.
Semakin terkikisnya kebudayaan akibat masuknya
budaya dari luar.
e.
Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan
kontrol pendidikan oleh negara.
2.8 Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan
unsur penting untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar
Pendidikan, 1989) agar dapat meningkatkan wawasan global, maka pendidikan
memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu
mengembangkan 4 hal berikut:
a.
Kemampuan mengantisipasi
(anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat
mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
b.
Mengerti dan mengatasi situasi
(cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk
menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu
masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus
dikembangkan pada diri anak.
c.
Mengakomodasi (acomodate),
artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan
yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu
dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus
mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang
positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
d.
Mereoriantasi (reorient), artinya
persepsi dan wawasan tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena
perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang cepat sehingga memperoleh
wawasan yang semakin luas.
2.9 Pendidikan
yang berwawasan global dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Perspektif Kurikuler
Berdasarkan
persperktif kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah
dan professional dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami
masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi
bangsa lain dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan
2)
Mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat.
3)
Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai
kemampuan dan keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan
masyarakat dunia yang lebih baik.
Berdasarkan
perspektif kurikuler, pengembangan pendidikan berwawasan global memiliki
implikasi ke arah perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata
kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monopolitik melainkan lebih banyak
yang bersifat integrative. Dalam arti, mata kuliah lebih ditekankan pada kajian
yang bersifat multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner.
b.
Perspektif Reformasi
Berdasarkan
perspektif reformasi pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang dirancang untuk mempersediakan anak didik dengan kemampuan
dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat
kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat
tinggi. Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan
demikian, sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia
2. Rangkuman BAB 1 , tentang Globalisasi
2. Rangkuman BAB 1 , tentang Globalisasi
Landasan
perjuangan kemerdekaan merupakan nilai– nilai perjuangan Bangsa Indonesia.
Semangat inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik
Indonesia. Selain itu nilai–nilai perjuangan bangsa masih relevan dalam
memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta terbukti keandalannya. Tetapi nilai–nilai perjuangan itu kini telah
mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan
pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh
globalisasi.
Globalisasi
ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga– lembaga kemasyarakatan internasional,
negara–negara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu global yang
meliputi demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula
mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang informasi,
komunikasi, dan transportasi. Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah–olah
menjadi tanpa mengenal batas negara.
Semangat
perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan
kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik. Sedangkan dalam era
globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non fisik
sesuai dengan bidang profesi masing–masing. Perjuangan non fisik ini memerlukan
sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya dan
mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.